Lifestyle » Pulihkan Bumi Dengan Bergerak dan Berdaya
Pulihkan Bumi Dengan Bergerak dan Berdaya

Pulihkan Bumi Dengan Bergerak dan Berdaya

Terakhir diperbarui pada Desember 31, 2023

Tahukan kalian, Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal atau Indigenous Peoples & Local Communities (IPLCs) memainkan peran penting dalam upaya pelestarian hutan dan menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia. Mereka memiliki pengetahuan tradisional yang kaya tentang lingkungan alam, termasuk hutan, serta memiliki keterikatan budaya dan spiritual yang erat dengan alam sekitar mereka.

IPLCs tinggal di daerah-daerah yang seringkali merupakan kawasan hutan, termasuk hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati. Mereka secara tradisional bergantung pada hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup mereka, seperti pangan, obat-obatan, bahan bangunan, dan bahan bakar. Oleh karena itu, mereka memiliki motivasi yang kuat untuk menjaga kelestarian hutan dan ekosistem di sekitar mereka.

Selain itu, IPLCs juga memiliki pengetahuan dan praktik tradisional yang berharga dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Mereka memiliki sistem pengetahuan lokal tentang penggunaan yang bijaksana terhadap sumber daya alam, termasuk pengelolaan hutan berkelanjutan, praktik pertanian yang ramah lingkungan, dan perlindungan spesies-spesies penting. Pengetahuan ini telah diwariskan secara turun-temurun dan terbukti efektif dalam menjaga keanekaragaman hayati dan kesinambungan ekosistem.

Sayangnya, IPLCs juga seringkali menghadapi tantangan dan ancaman terkait dengan perubahan iklim dan aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Deforestasi, perambahan hutan, pertambangan, perubahan penggunaan lahan, dan perubahan iklim menyebabkan kerusakan pada ekosistem yang menjadi tempat tinggal mereka. Hal ini berdampak negatif pada keberlangsungan hidup IPLCs serta keanekaragaman hayati yang ada di sekitar mereka.

Perubahan Iklim Tanggung Jawab Siapa?

Mencegah perubahan iklim dan menghadapi tantangan yang disebabkan olehnya adalah tanggung jawab bersama kita sebagai penduduk bumi. Semua orang, termasuk masyarakat adat, komunitas lokal, pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan individu-individu, memiliki peran penting dalam mengurangi emisi dan melindungi lingkungan.

Setiap orang dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan perubahan iklim dengan melakukan tindakan yang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan termasuk mengurangi konsumsi energi dengan menggunakan listrik yang efisien, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki, serta mengurangi pemborosan sumber daya dengan mendaur ulang dan menggunakan produk yang tahan lama.

Selain itu, kita dapat memilih untuk menggunakan sumber energi yang terbarukan, seperti energi matahari dan angin, serta mendukung kebijakan dan tindakan yang mempromosikan penggunaan energi bersih. Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan mendorong transisi menuju energi terbarukan akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Selain itu, pendidikan dan kesadaran lingkungan juga penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang perubahan iklim dan dampaknya. Dengan pengetahuan yang lebih baik, kita dapat membuat keputusan yang lebih sadar terhadap lingkungan, seperti mengurangi pemborosan makanan, membeli produk yang ramah lingkungan, dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Dalam skala yang lebih besar, pemerintah perlu mengadopsi kebijakan dan langkah-langkah yang mendorong pengurangan emisi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini termasuk pengembangan energi terbarukan, pengaturan emisi industri, perlindungan hutan, dan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan.

Penting bagi kita semua untuk mengakui bahwa perubahan iklim adalah masalah global yang membutuhkan tindakan kolektif. Semua orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi kita agar tetap layak huni bagi generasi saat ini dan mendatang. Dengan berperan aktif dan mengambil langkah-langkah nyata, kita dapat menciptakan perubahan positif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Kondisi Lingukungan Indonesia Saat Ini

Saat ini, lingkungan di Indonesia menghadapi beberapa tantangan dan masalah yang perlu ditangani. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan lingkungan hidup ini. Namun, masih banyak banyak masalah yang masih terjadi sampai saat ini. Berikut adalah beberapa fakta dan kondisi terkini tentang lingkungan di Indonesia:

Kondisi Hutan

Indonesia memiliki salah satu cadangan hutan tropis terbesar di dunia. Hutan-hutan ini menyimpan keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk spesies langka seperti orangutan, harimau Sumatera, dan gajah Sumatera. Namun, deforestasi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Aktivitas perambahan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, industri kayu, pertambangan, dan pemukiman ilegal terus berlanjut, menyebabkan hilangnya hutan dan degradasi ekosistem yang berdampak negatif pada keanekaragaman hayati, siklus air, dan regulasi iklim.

Kondisi Udara

Beberapa kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, mengalami masalah serius terkait polusi udara. Penyebab utama polusi udara ini adalah kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap kesehatan masyarakat sangat signifikan, dengan peningkatan risiko penyakit pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya. Yang pasti kondisi ini sangat mengurangi kualitas udara.

Kondisi Terumbu Karang

Terumbu karang di Indonesia, terutama di Kepulauan Raja Ampat dan Kepulauan Bunaken, memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Namun, tekanan dari aktivitas manusia seperti penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, pencemaran, sampah, dan perubahan suhu air laut, menyebabkan kerusakan pada terumbu karang tersebut. Kerusakan terumbu karang mengancam keanekaragaman hayati laut, ekosistem terkait, dan sektor pariwisata.

Kondisi Limbah

Masalah pengelolaan limbah juga menjadi tantangan di Indonesia. Banyak limbah yang tidak terkelola dengan baik, terutama limbah plastik. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil limbah plastik terbesar di dunia. Meskipun Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dengan melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di beberapa daerah dan berusaha meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang baik, namun ini belum merata dan belum maksimal.

Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Sektor kehutanan dan perubahan penggunaan lahan, terutama deforestasi, menjadi penyebab utama emisi ini. Namun, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui berbagai kebijakan, termasuk Restorasi Hutan dan Lahan, serta meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

Perubahan Iklim

Indonesia terpengaruh oleh perubahan iklim dengan peningkatan suhu rata-rata, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan risiko bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah dalam menghadapi perubahan iklim, termasuk meluncurkan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan meningkatkan upaya adaptasi.


Beberapa inisiatif perlu dilakukan termasuk peningkatan pengelolaan hutan, perlindungan terumbu karang, pengembangan energi terbarukan, pemberantasan limbah plastik, dan program adaptasi perubahan iklim. Selain itu, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan juga semakin meningkat.

Seberapa Buruk Emisi Karbon?

Dampak Emisi Karbon

Emisi karbon dan perubahan iklim memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan. Beberapa dampak utama termasuk:

  1. Peningkatan suhu global: Emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas manusia lainnya menyebabkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini menyebabkan pemanasan global dan peningkatan suhu rata-rata di seluruh dunia. Peningkatan suhu ini berdampak pada perubahan iklim, termasuk meningkatnya suhu udara, pemanasan laut, dan pencairan es di kutub.
  2. Perubahan pola cuaca: Emisi karbon juga berkontribusi pada perubahan pola cuaca yang ekstrem. Perubahan iklim menyebabkan intensitas dan frekuensi kejadian cuaca ekstrem seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Ini mengganggu ekosistem alami, pertanian, dan keseimbangan ekologi.
  3. Kenaikan permukaan laut: Peningkatan suhu air laut yang disebabkan oleh emisi karbon menyebabkan pelepasan gas dari es laut dan pencairan gletser. Hal ini berkontribusi pada kenaikan permukaan laut yang mengancam pulau-pulau kecil, pesisir, dan komunitas yang tinggal di wilayah pesisir. Kenaikan permukaan laut juga dapat mengakibatkan intrusi air laut ke dalam sumber air tawar dan ekosistem pesisir.
  4. Kehilangan keanekaragaman hayati: Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon mengancam keanekaragaman hayati. Perubahan suhu dan pola curah hujan yang tidak stabil dapat mengganggu ekosistem alami dan mengancam kelangsungan hidup spesies tertentu. Hal ini berdampak pada penurunan populasi spesies, punahnya spesies, dan kerusakan ekosistem.
  5. Gangguan pada ekosistem alam: Emisi karbon juga dapat mengganggu fungsi dan keseimbangan ekosistem alam. Perubahan suhu dan keasaman air laut dapat merusak terumbu karang, mengurangi produksi plankton, dan mengganggu rantai makanan laut. Hal ini berdampak negatif pada kehidupan laut dan ekosistem terkait.
  6. Peningkatan bencana alam: Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon dapat memperburuk kejadian bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Pola cuaca yang tidak stabil dan ekstrem meningkatkan risiko bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian manusia, kerusakan infrastruktur, dan hilangnya nyawa.

Bagaimana Meminimalkan Dampak Emisi Karbon?

Untuk meminimalkan dampak tersebut, langkah-langkah penting yang dapat dilakukan antara lain adalah mengurangi emisi karbon dengan beralih ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, melindungi, dan mengembangkan hutan yang berfungsi sebagai penyerap karbon.

Secara lebih detail, untuk meminimalisir dampak emisi karbon dan perubahan iklim terhadap lingkungan, langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku:

  1. Mengurangi Emisi Karbon: Meningkatkan efisiensi energi dalam sektor industri, transportasi, dan bangunan dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Beralih ke sumber energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan hidro yang memiliki jejak karbon yang lebih rendah. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan mempromosikan transportasi berkelanjutan seperti penggunaan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki.
  2. Konservasi Hutan dan Restorasi Lahan: Melindungi hutan yang ada dan mencegah deforestasi dengan mengadopsi praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Menggalakkan restorasi lahan dan penghijauan untuk mengembalikan hutan dan lahan yang terdegradasi, serta menyerap karbon dari atmosfer.
  3. Pengelolaan Limbah: Mengurangi produksi limbah, mendaur ulang, dan mengelola limbah dengan cara yang bertanggung jawab. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan alternatif yang ramah lingkungan. Meningkatkan sistem pengelolaan limbah yang efektif dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengurangan, daur ulang, dan pemilahan sampah.
  4. Peningkatan Keanekaragaman Hayati: Melindungi ekosistem alami seperti hutan, terumbu karang, dan lahan basah yang memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati. Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang memperhatikan keseimbangan ekosistem dan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
  5. Adaptasi Perubahan Iklim: Mengembangkan dan menerapkan strategi adaptasi perubahan iklim untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim. Ini melibatkan pengembangan infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam, pengelolaan sumber daya air yang cerdas, dan pengembangan sistem peringatan dini.
  6. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pengurangan emisi karbon. Melakukan kampanye pendidikan dan kesadaran lingkungan untuk mengubah perilaku konsumen, mendorong partisipasi dalam praktik yang ramah lingkungan, dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
  7. Kolaborasi dan Kerjasama: Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas internasional dalam upaya mengurangi emisi karbon dan meminimalisir dampak perubahan iklim. Memperkuat kerjasama regional dan internasional dalam pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber daya untuk memajukan tujuan keberlanjutan.

Pulihkan Bumi Dengan Langkah Berikut

Untuk mewujudkan bumi yang berdaya dan pulih lebih kuat, diperlukan tindakan nyata yang melibatkan berbagai sektor dan pemangku kepentingan. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku antara lain:

Pengurangan Emisi Karbon

Pengurangan emisi karbon adalah salah satu tindakan paling penting dalam upaya untuk mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan bumi yang berdaya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi emisi karbon:

  1. Transisi ke Energi Terbarukan: Beralih dari sumber energi berbasis bahan bakar fosil ke energi terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa. Mendorong pengembangan dan penggunaan teknologi energi terbarukan yang efisien dan terjangkau.
  2. Meningkatkan Efisiensi Energi: Mengadopsi teknologi dan praktik yang lebih efisien dalam penggunaan energi di sektor industri, transportasi, dan bangunan. Ini mencakup penggunaan peralatan yang efisien, pengoptimalan sistem transportasi, dan pembaruan infrastruktur bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi.
  3. Transportasi Berkelanjutan: Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti transportasi umum, bersepeda, dan berjalan kaki. Mengembangkan infrastruktur yang mendukung transportasi berkelanjutan seperti jalur sepeda, jalur khusus transportasi umum, dan pengaturan tata kota yang ramah lingkungan.
  4. Mengurangi Deforestasi: Melindungi hutan dan mencegah deforestasi yang menyebabkan pelepasan karbon ke atmosfer. Menerapkan praktik kehutanan berkelanjutan, melakukan pemulihan hutan yang terdegradasi, dan menggalakkan penghijauan untuk meningkatkan penyerapan karbon oleh vegetasi.
  5. Pengelolaan Limbah yang Berkelanjutan: Mengurangi emisi karbon dari pengelolaan limbah dengan meminimalkan limbah, mendaur ulang, dan menggunakan teknologi pengolahan limbah yang efisien. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah dan praktik daur ulang.
  6. Efisiensi Industri: Meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon di sektor industri melalui penggunaan teknologi yang lebih efisien, pengoptimalan proses produksi, dan pemilihan sumber energi yang lebih bersih.
  7. Penggunaan Teknologi Hijau: Mendorong inovasi dan penggunaan teknologi hijau dalam berbagai sektor, seperti energi terbarukan, transportasi elektrifikasi, pembangunan bangunan hijau, dan pertanian berkelanjutan. Investasi dalam riset dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan juga diperlukan untuk mengurangi emisi karbon.
  8. Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi emisi karbon dan memberikan informasi tentang cara-cara mengurangi jejak karbon mereka. Melibatkan masyarakat dalam aksi iklim, termasuk melalui kampanye penyadartahuan, pendidikan, dan partisipasi dalam program pengurangan emisi.

Investasi dalam Infrastruktur Berkelanjutan

Investasi dalam infrastruktur berkelanjutan merupakan langkah penting dalam mewujudkan bumi yang berdaya dan pulih lebih kuat. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam investasi infrastruktur berkelanjutan:

  1. Energi Terbarukan: Menginvestasikan dalam pengembangan dan penerapan sumber energi terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa. Pembangunan pembangkit listrik terbarukan, jaringan transmisi yang efisien, dan sistem penyimpanan energi dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon.
  2. Transportasi Berkelanjutan: Menginvestasikan dalam infrastruktur transportasi berkelanjutan seperti jaringan transportasi umum yang efisien, jalur sepeda, trotoar yang ramah pejalan kaki, dan stasiun pengisian kendaraan listrik. Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan dapat mengurangi emisi transportasi dan kemacetan lalu lintas.
  3. Efisiensi Energi Bangunan: Menginvestasikan dalam bangunan yang ramah lingkungan dan efisien energi. Pembangunan bangunan hijau dengan desain yang mengurangi konsumsi energi, penggunaan material ramah lingkungan, dan sistem pengaturan iklim yang efisien dapat membantu mengurangi emisi karbon dari sektor bangunan.
  4. Pengelolaan Air yang Berkelanjutan: Menginvestasikan dalam infrastruktur pengelolaan air yang berkelanjutan seperti sistem pengumpulan dan penggunaan kembali air hujan, pengolahan air limbah yang efisien, dan praktik konservasi air di sektor pertanian dan perkotaan. Ini dapat membantu mengurangi konsumsi air yang berlebihan dan mengurangi emisi karbon yang terkait dengan pengelolaan air.
  5. Infrastruktur Hijau: Menginvestasikan dalam pengembangan ruang hijau perkotaan seperti taman, taman kota, dan area terbuka lainnya. Infrastruktur hijau dapat membantu mengurangi efek panas perkotaan, meningkatkan kualitas udara, dan memberikan ruang terbuka yang menyehatkan bagi penduduk perkotaan.
  6. Teknologi Cerdas: Menginvestasikan dalam pengembangan dan penerapan teknologi cerdas seperti jaringan listrik cerdas, sistem manajemen energi pintar, dan solusi teknologi informasi dan komunikasi untuk pengelolaan sumber daya yang efisien. Teknologi cerdas dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi emisi karbon.
  7. Pemberdayaan Masyarakat: Menginvestasikan dalam pendidikan, pelatihan, dan kesadaran masyarakat tentang praktik berkelanjutan dan manfaat infrastruktur berkelanjutan. Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan terkait infrastruktur berkelanjutan dapat memastikan adopsi yang lebih luas dan berkelanjutan.

Pendidikan tentang Lingkungan Hidup

Peningkatan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya lingkungan dan keberlanjutan merupakan tindakan penting dalam upaya mewujudkan bumi yang berdaya dan pulih lebih kuat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam hal peningkatan kesadaran dan pendidikan masyarakat:

  1. Kampanye Lingkungan Hidup: Melakukan kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan dan pentingnya keberlanjutan. Kampanye dapat melibatkan media sosial, iklan, acara komunitas, dan kegiatan edukatif lainnya untuk menyampaikan informasi yang relevan dan menginspirasi tindakan positif.
  2. Pendidikan Lingkungan di Sekolah: Mengintegrasikan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah untuk memastikan bahwa anak-anak dan remaja mendapatkan pemahaman yang kuat tentang isu-isu lingkungan, perubahan iklim, dan praktik berkelanjutan. Ini dapat mencakup mata pelajaran khusus, kegiatan lapangan, dan program ekstrakurikuler yang berfokus pada lingkungan.
  3. Program Pelatihan dan Workshop: Menyelenggarakan program pelatihan dan workshop untuk masyarakat umum, komunitas lokal, dan sektor bisnis tentang praktik berkelanjutan. Ini dapat mencakup pelatihan tentang pengelolaan limbah, efisiensi energi, pertanian berkelanjutan, dan solusi hijau lainnya. Melibatkan ahli dan praktisi lingkungan dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
  4. Kemitraan dengan LSM dan Organisasi Lingkungan: Bekerja sama dengan LSM dan organisasi lingkungan untuk menyebarkan informasi, mengorganisir acara, dan menyediakan sumber daya untuk pendidikan lingkungan. Kemitraan ini dapat meningkatkan jangkauan dan efektivitas pesan-pesan lingkungan yang disampaikan kepada masyarakat.
  5. Program Kesadaran Lingkungan di Tempat Kerja: Mendorong perusahaan dan organisasi untuk mengadopsi program kesadaran lingkungan di tempat kerja. Ini dapat mencakup pelatihan karyawan tentang praktik berkelanjutan, pengurangan limbah, penghematan energi, dan pengelolaan sumber daya secara efisien.
  6. Kampanye Pengurangan Jejak Karbon: Mengadakan kampanye untuk mengajak masyarakat mengurangi jejak karbon mereka dengan mengadopsi praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat meliputi penggunaan transportasi berkelanjutan, pengurangan konsumsi energi, pengurangan limbah, dan memilih produk yang ramah lingkungan.
  7. Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial: Memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang lingkungan dan keberlanjutan. Membuat konten edukatif yang menarik, seperti video, infografis, dan blog, serta menggunakan platform media sosial untuk berbagi informasi, tips, dan tantangan berkelanjutan kepada masyarakat.

Kebijakan Pemerintah yang Mendukung

Kebijakan pemerintah yang mendukung keberlanjutan dan lingkungan sangat penting dalam mewujudkan bumi yang berdaya dan pulih lebih kuat. Berikut adalah beberapa contoh kebijakan yang dapat diadopsi oleh pemerintah:

  1. Kebijakan Energi Terbarukan: Menerapkan kebijakan yang mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan, seperti penyusunan target energi terbarukan, pemberian insentif fiskal bagi investasi energi terbarukan, dan penyusunan regulasi yang memfasilitasi integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.
  2. Penetapan Target Pengurangan Emisi: Menetapkan target pengurangan emisi karbon yang ambisius dan mengadopsi strategi untuk mencapainya. Hal ini dapat melibatkan pengenalan pajak karbon, sistem perdagangan emisi, dan insentif bagi perusahaan yang mengurangi emisi gas rumah kaca.
  3. Kebijakan Transportasi Berkelanjutan: Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan dengan menginvestasikan dalam transportasi umum yang efisien, pengembangan infrastruktur sepeda dan pejalan kaki, serta pengadopsian kendaraan listrik melalui insentif dan pengurangan pajak.
  4. Pembangunan Bangunan Hijau: Mewajibkan atau memberikan insentif bagi bangunan komersial dan perumahan untuk mematuhi standar bangunan hijau. Ini mencakup persyaratan efisiensi energi, penggunaan material ramah lingkungan, dan pengelolaan air yang berkelanjutan.
  5. Kebijakan Pengelolaan Limbah: Menerapkan kebijakan pengelolaan limbah yang berkelanjutan, termasuk pengurangan limbah, daur ulang yang efektif, dan pemrosesan limbah yang aman. Pemerintah juga dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam praktik daur ulang dan pengurangan limbah melalui kampanye dan program insentif.
  6. Perlindungan Lingkungan dan Konservasi: Mengadopsi kebijakan untuk melindungi ekosistem penting, termasuk kawasan konservasi, hutan, dan sumber daya alam yang berharga. Pemerintah dapat menerapkan peraturan yang ketat terhadap kegiatan yang merusak lingkungan, serta menggalakkan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
  7. Kebijakan Pertanian Berkelanjutan: Mendorong pertanian berkelanjutan melalui kebijakan dukungan untuk pertanian organik, pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk kimia, dan promosi praktik pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Pemerintah juga dapat memberikan insentif bagi petani yang menerapkan praktik-praktik berkelanjutan.
  8. Investasi dalam Riset dan Inovasi: Mendorong investasi dalam riset dan pengembangan teknologi hijau, seperti energi terbarukan, energi penyimpanan, transportasi berkelanjutan, dan solusi lingkungan lainnya.

Kolaborasi Antar-Sektor dan Antar-Negara

Kolaborasi antar-sektor dan antar-negara merupakan faktor penting dalam upaya mewujudkan keberlanjutan dan lingkungan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh kolaborasi yang dapat dilakukan:

  1. Kolaborasi antara Pemerintah dan Sektor Swasta: Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta dalam mengembangkan solusi berkelanjutan, memfasilitasi investasi dalam proyek-proyek ramah lingkungan, dan mendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ini dapat meliputi kemitraan untuk pengembangan infrastruktur berkelanjutan, inisiatif energi terbarukan, dan program pengurangan emisi karbon.
  2. Aliansi dan Kemitraan antara Organisasi Non-Pemerintah (LSM) dan Pemerintah: LSM dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam hal advokasi, pemantauan, dan implementasi kebijakan lingkungan. Mereka dapat memberikan masukan dan saran kebijakan yang berharga, serta membantu dalam pengembangan program dan kampanye kesadaran masyarakat.
  3. Kolaborasi Ilmiah dan Penelitian: Kolaborasi antara institusi penelitian, universitas, dan lembaga ilmiah dapat memperkuat pemahaman tentang isu-isu lingkungan dan mendukung pengembangan solusi inovatif. Pertukaran pengetahuan, data, dan teknologi antar negara dan lembaga penelitian dapat membantu mengatasi tantangan lingkungan secara global.
  4. Kerja Sama Regional dan Antar-Negara: Negara-negara dapat bekerja sama dalam hal kebijakan dan tindakan lingkungan, serta berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk mengatasi masalah lingkungan yang melintasi batas negara. Misalnya, negara-negara dapat membentuk kemitraan regional untuk mengurangi emisi karbon, memperkuat perlindungan ekosistem bersama, atau mengatasi dampak perubahan iklim.
  5. Kerja Sama dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam: Negara-negara dapat bekerja sama dalam pengelolaan sumber daya alam yang terbatas, seperti air dan hutan. Melalui kerja sama, mereka dapat mengembangkan rencana pengelolaan yang berkelanjutan, mempromosikan perdagangan yang adil dan berkelanjutan, serta melindungi ekosistem yang penting bagi kesejahteraan global.
  6. Konferensi dan Forum Internasional: Konferensi dan forum internasional, seperti Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP), memberikan platform untuk kolaborasi antar-negara dalam mengadopsi kebijakan dan tindakan bersama untuk mengatasi isu-isu lingkungan. Negara-negara dapat saling berbagi pengalaman, memberikan dukungan finansial, dan menetapkan komitmen bersama untuk mencapai tujuan keberlanjutan.

Inovasi dan Teknologi Hijau

Inovasi dan teknologi hijau memainkan peran kunci dalam mempromosikan keberlanjutan dan lingkungan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh inovasi dan teknologi hijau yang dapat berkontribusi dalam upaya tersebut:

  1. Energi Terbarukan: Pengembangan dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin, bioenergi, dan hidroenergi, dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang berpolusi. Inovasi dalam teknologi panel surya, turbin angin, dan sel bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi dan daya jangkau energi terbarukan.
  2. Penyimpanan Energi: Teknologi penyimpanan energi yang maju, seperti baterai litium-ion, flywheel, dan sistem penyimpanan termal, memungkinkan penggunaan energi terbarukan yang lebih luas dan stabil. Penyimpanan energi yang efisien membantu mengatasi masalah fluktuasi pasokan dan permintaan energi yang umum terjadi pada sumber energi terbarukan.
  3. Efisiensi Energi: Inovasi dalam teknologi efisiensi energi dapat mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu. Contohnya, penggunaan sistem pemanas dan pendingin yang lebih efisien, pencahayaan LED, penggunaan sensor dan kontrol cerdas untuk mengoptimalkan penggunaan energi di bangunan, dan kendaraan yang lebih hemat bahan bakar.
  4. Transportasi Berkelanjutan: Teknologi transportasi berkelanjutan, seperti kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar hidrogen, mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi. Inovasi dalam teknologi baterai, pengisian cepat, dan jaringan pengisian listrik yang luas membantu mempercepat adopsi kendaraan listrik.
  5. Pemantauan Lingkungan: Pengembangan sensor dan teknologi pemantauan lingkungan yang canggih memungkinkan pemantauan yang lebih akurat dan real-time terhadap kualitas udara, kualitas air, dan keanekaragaman hayati. Data yang dikumpulkan dapat membantu mengidentifikasi masalah lingkungan, mengambil tindakan yang tepat, dan menginformasikan kebijakan perlindungan lingkungan.
  6. Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang: Inovasi dalam teknologi pengelolaan limbah dan daur ulang membantu mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan meminimalkan dampak lingkungan. Misalnya, teknologi pengolahan limbah organik menjadi biogas atau pupuk, teknologi pengolahan limbah plastik menjadi bahan baku baru, dan sistem pengelolaan limbah yang efisien dan terpadu.
  7. Pertanian Berkelanjutan: Penggunaan teknologi dalam pertanian berkelanjutan, seperti irigasi cerdas, penggunaan pupuk dan pestisida organik, pertanian vertikal, dan sistem pertanian hidroponik, dapat meningkatkan produktivitas sambil mengurangi dampak lingkungan.

Lakukan Tindakan Nyata Untuk Bergerak dan Berdaya

Baik, mari kita rangkum pembahasan kita kali ini. Intinya, ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk bergerak dan berdaya menjaga lingkungan hidup. Beberapa contoh upaya untuk #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku meliputi:

Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan beralih ke sumber energi terbarukan, seperti energi matahari dan angin. Memperbaiki efisiensi energi di rumah, transportasi, dan industri. Mendorong penggunaan kendaraan listrik. Melakukan penghijauan dan penanaman pohon untuk menyerap karbon.

Konservasi Energi

Mengurangi konsumsi energi dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, menggunakan peralatan listrik yang efisien, dan mengadopsi kebiasaan hemat energi, seperti penggunaan lampu LED, isolasi termal yang baik, dan pengaturan suhu ruangan yang efisien.

Pengelolaan Air yang Berkelanjutan

Mengurangi pemborosan air dengan memperbaiki tata kelola air, mengumpulkan air hujan, menggunakan teknologi efisien dalam penggunaan air, dan mendukung praktik pengelolaan air yang berkelanjutan di tingkat rumah tangga, komunitas, dan industri.

Pengurangan Limbah

Mengurangi, mendaur ulang, dan memanfaatkan limbah. Meminimalkan penggunaan produk sekali pakai dan mengadopsi pola konsumsi yang bertanggung jawab. Membeli produk dengan kemasan yang ramah lingkungan dan mendukung program pengolahan limbah yang efektif.

Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Melindungi ekosistem dan spesies yang terancam punah. Mendukung konservasi lahan, hutan, dan perairan. Mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan yang mempertahankan keanekaragaman hayati dan menghindari penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan.

Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan cara-cara untuk berkontribusi dalam menjaga kelestariannya. Memperkuat kurikulum pendidikan yang memasukkan pendidikan lingkungan.

Mengadvokasi Kebijakan Lingkungan

Mendorong pemerintah dan badan-badan terkait untuk mengadopsi kebijakan dan regulasi yang mendukung perlindungan lingkungan, pengurangan emisi, dan keberlanjutan. Mengambil bagian dalam kampanye publik, petisi, dan aksi kelompok untuk mempengaruhi perubahan kebijakan.

Kolaborasi dan Kemitraan

Bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal untuk mengatasi tantangan lingkungan. Melakukan kerja sama dalam proyek-proyek lingkungan, inisiatif pemulihan ekosistem, dan upaya pelestarian.

Kebijakan #BersamaBergerakBerdaya Versiku

Saya banyak terinspirasi dari banyak negara yang sudah menerapkan banyak gerakan untuk menjaga bumi. Dan jika saya memiliki kesempatan untuk membuat kebijakan untuk mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim, berikut adalah beberapa kebijakan yang ingin saya terapkan:

Penetapan Target Pengurangan Emisi

Menetapkan target pengurangan emisi yang ambisius dan terukur untuk sektor-sektor utama, seperti energi, transportasi, industri, pertanian, dan pembangunan perkotaan. Kebijakan ini akan mendorong langkah-langkah konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melibatkan semua pemangku kepentingan terkait.

Contoh: European Union (EU): EU telah menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 55% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990. Mereka juga memiliki target jangka panjang untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.

Transisi Menuju Energi Terbarukan

Mendorong transisi dari sumber energi fosil ke energi terbarukan dengan mendukung investasi dalam pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan. Kebijakan ini dapat mencakup insentif fiskal bagi perusahaan dan individu yang mengadopsi energi terbarukan, pengembangan infrastruktur energi terbarukan, dan peningkatan penelitian dan pengembangan teknologi baru.

Contoh: Denmark adalah salah satu pemimpin dunia dalam transisi energi terbarukan. Negara ini telah berhasil meningkatkan porsi energi terbarukan dalam sektor energinya. Pada tahun 2019, lebih dari 50% kebutuhan listrik Denmark dipenuhi oleh energi angin dan pada tahun 2020, mereka mencapai target untuk menjadi netral karbon.

Efisiensi Energi dan Konservasi

Mendorong efisiensi energi di berbagai sektor melalui kampanye kesadaran masyarakat, program insentif, dan standar efisiensi yang ketat. Kebijakan ini dapat meliputi penyuluhan tentang praktik efisiensi energi, penggunaan peralatan rumah tangga dan industri yang efisien, dan peningkatan efisiensi bangunan.

Contoh: Banyak negara, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Australia, memiliki program label energi yang memberikan informasi tentang efisiensi energi perangkat elektronik dan peralatan rumah tangga. Dengan adanya label ini, konsumen dapat memilih produk-produk yang lebih efisien energi dan mengurangi konsumsi listrik secara keseluruhan.

Transportasi Berkelanjutan

Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan dengan meningkatkan infrastruktur transportasi publik, mengurangi subsidi bahan bakar fosil, memberikan insentif bagi kendaraan ramah lingkungan, dan mengembangkan rencana tata ruang yang mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi.

Contoh: Banyak negara dan perusahaan telah meningkatkan penggunaan kendaraan sebagai alternatif transportasi yang ramah lingkungan. Contoh nyatanya adalah pengembangan kendaraan listrik, sistem kereta api cepat seperti Shinkansen di Jepang atau Metro di beberapa kota besar di seluruh dunia, atau layanan ridesharing seperti Uber dan Grab, serta penyewaan sepeda dan skuter listrik yang dapat digunakan oleh masyarakat dengan mudah dan berkelanjutan.

Perlindungan Hutan dan Restorasi Ekosistem

Mengadopsi kebijakan perlindungan hutan yang ketat dan mempromosikan restorasi ekosistem. Kebijakan ini akan melibatkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mencegah deforestasi, mendorong penanaman kembali hutan, dan menjaga kelestarian ekosistem alami.

Contoh: Program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation): REDD+ adalah sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari deforestasi dan degradasi hutan. Program ini melibatkan negara-negara yang memiliki hutan tropis yang penting untuk menjaga cadangan karbon global. Melalui REDD+, negara-negara dapat menerima kompensasi finansial atau dukungan teknis untuk menjaga hutan mereka.

Adaptasi Perubahan Iklim

Mendorong upaya adaptasi perubahan iklim dengan mengintegrasikan perencanaan adaptasi di semua sektor. Kebijakan ini melibatkan identifikasi risiko perubahan iklim, pengembangan infrastruktur tahan iklim, dan penguatan kapasitas masyarakat untuk menghadapi dampak perubahan iklim.

Contoh: Banyak negara telah mengadopsi langkah-langkah adaptasi dalam merancang dan membangun bangunan yang lebih tahan terhadap bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, seperti banjir, badai, atau gempa bumi. Di beberapa daerah yang terkena dampak perubahan iklim, seperti peningkatan kekeringan atau intensitas hujan, pendekatan adaptasi mencakup pengembangan sistem irigasi yang efisien, pengelolaan air yang bijaksana, dan konservasi air. Hal ini membantu petani dan komunitas agraris dalam mempertahankan ketahanan pangan, dll.

Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim, dampaknya, dan tindakan yang dapat dilakukan. Kebijakan ini dapat mencakup penyuluhan di sekolah, kampanye informasi publik, dan pelibatan masyarakat dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Contoh: Program Sekolah Hijau: Sekolah Hijau (Green School) adalah program yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan praktik ramah lingkungan ke dalam kurikulum dan operasional sekolah. Atau kampanye online dengan Media sosial dan platform online menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan membangun kesadaran masyarakat. Banyak kampanye online, salah satunya seperti tagar (hashtag) #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku yang digunakan untuk mempromosikan isu-isu lingkungan dan mengajak masyarakat untuk mengambil tindakan konkret.


Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!


Gambar: Freepik

Referensi:

  1. https://www.un.org/sustainabledevelopment/
  2. https://www.worldwildlife.org/
  3. https://www.greenpeace.org/global/
  4. https://www.nature.org/en-us/
  5. https://www.voaindonesia.com/a/uni-eropa-targetkan-pengurangan-emisi-55-persen-tahun-2030/5861334.html
  6. https://www.dw.com/id/denmark-bangun-pulau-buatan-sebagai-pusat-energi-angin/a-56462467

32 komentar untuk “Pulihkan Bumi Dengan Bergerak dan Berdaya”

  1. Ngomongin soal lingkungan hidup, saya kesal banget Mbak kalau orang yang saya tegur karena buang sampah sembarangan, eh malah bilang, “Orang kecil saja loh sampahnya.” ????
    Padahal ya kecil-kecil membukit juga kalau setiap orang melakukannya.

    1. Bener ya kak. Saya bisa memahami betapa frustrasinya jika seseorang mengabaikan tanggung jawabnya dalam menjaga lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Memang, mindset bahwa sampah kecil tidak berpengaruh besar adalah pemikiran yang salah dan berbahaya.

  2. Sungguh sedih sekali melihat lingkungan di sekitar kita yang penuh dengan sampah. Rasanya itu seharusnya menjadi tanggungjawab kita bersama. Seringkali kita tuh merasa saling mengandalkan yang lain. Jadi malah lupa untuk bergerak berdaya bersama.
    Yuk, dimulai dari diri sendiri.
    Langkah kecil yang kita lakukan, tentunya akan berdampak panjang untuk lingkungan.

    1. Saya sepenuhnya setuju dengan kakak. Memang sangat sedih melihat kondisi lingkungan yang dipenuhi dengan sampah. Namun, kita juga harus menyadari bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri. Tindakan kecil yang kita lakukan dapat memberikan dampak positif yang jauh lebih besar.

  3. banyak hal yang bisa di gali ya mbak. baca ulasannya banyak banget sisi hal yang belum kuketahui. Cukup memberikan gambaran ilmiah kenapa kita harus bergerak dan berdaya untuk bumi pertiwi sejak dini

    1. Benar sekali, ada begitu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan bumi pertiwi. Artikel ini adalah beberapa gambaran mengapa kita harus bergerak dan berdaya untuk lingkungan sejak dini.

  4. Menjaga bumi jelas tanggung jawab kita semua dong, makanya kita semua harusnya berupaya mencegah terjadinya kerusakan iklim dan lingkungan misal jangan buang sampah sembarangan.

    1. Tentu saja kak, menjaga bumi adalah tanggung jawab kita semua sebagai manusia. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan mencegah kerusakan iklim.

  5. Salut dan bangga dengan IPLCs, berkat mereka hutan Indonesia jadi terjaga
    Meski demikian, PR bersama seluruh lapisan masyarakat agar bumi bisa terawat dengan baik
    Miris dan sedih kali lihat foto di atas mbak,

  6. Lengkap banget pembahasan juga cara2/ aksi2 mengatasinya. Bener yaaaa mulai dari pengelolaan kebersihan lingkungan, hemat energi, sampai soal transportasi, masih banyak PR buat bikin bumi lebih baik.
    Ini pun kemarin dibantu pandemi jd bisa “diem bentar”, nah ini sekarang org udah mulai lupa dan gas pol lagi beraktivitas tanpa peduli lingkungan. yawda akhirnya yang bisa kita lakukan bergerak mulai dr lingkungan kita masing2 dulu.

    1. Anda benar sekali mom, ada banyak tindakan yang dapat kita lakukan untuk membuat bumi lebih baik. Meskipun pandemi COVID-19 memberikan kesempatan bagi lingkungan untuk memulih, penting bagi kita untuk tetap terlibat dalam upaya menjaga lingkungan bahkan setelah pandemi berakhir.

      Memulai dari lingkungan kita sendiri adalah langkah yang sangat baik.

  7. Permasalah terbesar di megeri inia dalah amsalah kesadaran dan tanggung jawab. Kadnaga da yang sadar oentingnya mejaga kelestarian alam dna lingkungan, namun tetao tidak bisa menjaganya

    1. Anda benar nih pak, salah satu permasalahan terbesar dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan adalah kurangnya kesadaran dan tanggung jawab dari sebagian masyarakat. Meskipun banyak yang menyadari pentingnya menjaga lingkungan, masih ada tantangan dalam menerjemahkan kesadaran itu menjadi tindakan nyata.

    1. Anda benar sekali! Mengurangi penggunaan kantong plastik adalah salah satu langkah yang sangat penting dalam menjaga lingkungan dan mengurangi sampah plastik. Menggunakan goodie bag atau tas belanja reusable adalah alternatif yang baik untuk menggantikan kantong plastik sekali pakai.

  8. padahal masyarakat adat ini yang menjaga hutan agar kebutuhan oksigen kita terjaga ya?

    Dulu saya sering ke masyarakat adat Cireundeu, Cimahi

    kehidupan mereka 100 persen mengandalkan hutan, termasuk kala ada yang meninggal mereka menebang pohon untuk membuat peti mati

    1. Anda benar Ambu, masyarakat adat sering kali memiliki hubungan erat dengan hutan dan menjaga keberlanjutannya. Mereka memahami pentingnya hutan sebagai sumber kehidupan dan melibatkan diri secara langsung dalam menjaga kelestariannya.

  9. Isu lingkungan ini memang jadi PR kita bersama ya Kak dan harus menanamkan kesadaran bahkan saat kita makan nggak habis dan jadi sampah itu juga bagian kita menyumbang emisi, sedih 🙁

    1. Benar sekali, isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama kita sebagai manusia. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap bumi.

  10. Ya Allah, miris banget lihat foto-foto kerusakan alamnya. Di skala kecil (pribadi), kita bisa mengurangi pemakaian plastik, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadi (apalagi untuk jarak deket), dan tidak membakar sampah. Tapi tetap butuh political will dari pemegang kekuasaan untuk tindakan dalam skala yang lebih besar dan berdampak.

    1. Anda benar, gambar-gambar kerusakan alam memang bisa membuat hati miris. Memang, tindakan individual seperti mengurangi pemakaian plastik, menggunakan transportasi berkelanjutan, dan tidak membakar sampah adalah langkah penting yang bisa kita ambil dalam skala pribadi untuk membantu lingkungan.

  11. Dua tahun ini kyaknya panase poll ya. Kalo panas, nyengat banget. Sering kali saya kl mau tdr, mandi dulu karena gerah dan gak ada AC, kipas anginnya hangat hehe.
    Keren ulasannya, moga kesadaran masyarakat Indonesia khususnya tentang menjaga lingkungan dan reboisasi, semakin baik.

    1. Ya kak, perubahan iklim yang sedang terjadi dapat menyebabkan suhu yang lebih tinggi dan kondisi cuaca yang ekstrem. Hal ini bisa membuat kita merasa tidak nyaman dan mengganggu kenyamanan tidur serta aktivitas sehari-hari.

  12. Kalau pagi hari melihat seperti banyak kabut padahal itu emisi karbon yg harus hati² buat kita hirup udara ini ya kak.. kudu cepat yuk lestari kan bumi ini, dan stop deforestasi

    1. Anda benar nih kak, kabut atau asap yang terlihat di pagi hari bisa menjadi indikasi dari emisi karbon dan polusi udara yang berpotensi berdampak negatif pada kesehatan kita.

  13. Energi terbarukan. Menurut saya adalah salah satu solusi yang tepat untuk saat ini. Bisa tuh mencontoh Denmark dalam menggunakan energi angin. Setidaknya bisa dimulai untuk kepentingan kebutuhan rumah tangga. Atau lebih menggiatkan lagi penggunaan kendaraan dengan energi listrik yang minim karbon ketimbang premium atau pertamax. Di Jakarta sendiri kendaraan listrik mendapatkan keistimewaan, baik diskon puluhan juta saat pembelian maupun bebas dan nomor ganjil genap untuk berkendara di ibu kota.

    Banyak sebenarnya yang bisa kita lakukan mulai dari diri sendiri atau keluarga. Mulai mengurangi plastik dan semua materi yang susah terurai. Lebih sering menggunakan transportasi publik untuk mengurangi polusi. Dan masih banyak lagi.

    Semoga kedepannya lebih banyak orang yang peduli akan lingkungan dan kesehatan bumi ya. Pelan-pelan tapi pasti.

    1. Anda benar mom….,
      energi terbarukan seperti energi angin, energi surya, dan energi hidro merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi emisi karbon dan menggantikan sumber energi fosil yang tidak terbarukan. Denmark adalah contoh sukses dalam penggunaan energi angin dengan memanfaatkan potensi angin di wilayah mereka.

  14. Kadang suka malu pada diri sendiri, saya belum banyak berbuat untuk melestarikan lingkungan di dunia ini. Tapi memang perlu banget untuk dimulai sesegera mungkin dari lingkungan terdekat misalnya contoh sederhana dengan tidak menggunakan kantong plastik lagi

    1. Tidak perlu merasa malu mom, karena kesadaran Anda tentang pentingnya melestarikan lingkungan adalah langkah awal yang sangat berarti. Semua perubahan dimulai dari langkah kecil, dan tidak ada usaha yang terlalu kecil untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

  15. Smoga banyak IPLCs lain yang punya visi misi menyelamatkan bumi.
    Duh itu liat foto hutan sedih banget.
    Sekarang aja dampaknya udah sejauh itu ya, gimana lagi nanti nasib generasi (anak cucu)

    Kalau sering-sering aja main di alam, lama kelamaan akan timbul raca cinta padanya. Sama kaya manusia ya, sering ketemu konon bisa bikin cinlok.
    Mungkin daripada bangun banyak mall atau kalau boleh diimbangi dengan ruang terbuka hijaunya juga.

    1. Benar kak huhuhu, sangat penting bahwa banyak individu, kelompok, dan komunitas memiliki visi dan misi untuk menyelamatkan bumi dan menjaga keberlanjutannya. Semakin banyak yang terlibat, semakin besar dampak yang dapat kita capai bersama.

Tambahkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses